Rabu, 26 Mei 2010

MEWUJUDKAN MIMPI-MIMPI DARI KERIPIK PISANG

Banyak anak Indonesia yang kurang beruntung. Mereka harus membantu orang tua masing-masing mencari nafkah. Ada yang mengamen, ada yang berjualan rokok dan permen, ada pula yang berjualan Koran. Kalau sdikit kurang beruntung dari uang penghasilan tersebut mereka bias membayar uang sekolah. Tapi bukan berarti mereka tak punya peluang untuk maju. Asal ada kemauan pasti ada jalan.
Itulah yang terjadi pada sinta usia 22 tahun ini tak hanya berhasil mengangkat keluarganya keluar dari kemiskinan selama betahun-tahun, melainkan berhasil menjadi pengusaha yang hebat. Ia termasuk beruntung karena bias mengejar ilmu hingga ke jenjang universitas. Saat buku ini ditulis ia masih tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung, Sumatra. Teepikit untuk menambah uang saku, bisnis yang diawalinya dari kecil- kecilan malah membuat menjadi jutawan.



MANFAATKAN PRODUK LOKAL

Memahami bahwa ia tidak tidak dilahirkan di kelurga yang berkecukupan secara materi ketika duduk di kelas 2 SMA, sinta merasa harus membantu keluarga dengan bekerja. Salah satu pilihan utamanya adalah bekerja di pabrik keripik pisang. Sepulang sekolah ia bekerja di sana. Hal seperti itu ia jalani selama enam bulan dan ia mendapatkan upah yang cukup lumayan untuk membantu keluarganya.
Selama bekerja di pabrik keripik pisang tersebut, ia banyak mendapatkan ilmu. Dari mulai memilih pisang berkualitas baik, memotongnya menjadi irisan yang tipis, menggorengnya hingga renyah, sampai memberikan variasi rasa. Selain itu dalam benaknya ia menghitung secara sederhana tentang omzet yang mungkin saja ia hasilkan jika ia memiliki usaha di bidang itu.
Lampung sudah terkenal karena penganan olahan dari pisang yang memang banyak dihasilkan di daerah tersebut. Dulu cita rasanya hanya gurih asin. Akan tetapi, raa keripik itu berkembang. Tak hanya manis biasa, tapi ada pula yang diberi rasa keju dan diberi taburan bubuk coklat. Itulah yang memuat sinta membulatkan tekadnya. Ia nilai mengumpulkan uang hingga 3 juta rupiah. Tak hanya itu, ia juga tahu ada hasil bumi lain uang bias ia manfaatkan. Ia pun membeli singkong, ubi jalar, talas, dan sukun.
Namun membuat keripik ternyata tidak terlalu mudah. Ada satu dari kualitas yang ditetapkan bagi para pengusaha keripik pisang. Akhirnya standar keripik yang ditetapkan pin bias tercapai. Ia pun menerapkan system pembuatan keripik pisang pada hasil bumi lain.
Karena usaha utamanya adalah membuat keripik, maka sinta memberi mereka Istana Keripik untuk produknya. Untuk menghormati ibunya, ia mengimbuhi nama ibu Mery di belakangnya.makin lama sinta makin yakin bahwa bisnis adalah pilihan hidupnya. Ketika kecil sinta dan keluarganya sering sekali berpindah rumah. Saat itu sinta bermimpi bias memiliki rumah sendiri namun tampaknya, impian itu pun sudah terkabul.



ULET DAN TANGGUH

Rupanya, jiwa bisnis sudah terbentuk dalam diri sinta sejak ia kecil. Karena keuletan dan ketangguhannya juga terlihat ketika ia berusaha mengembangkan keripik pisangnya. Rupiah demi rupiah kembali ia kumpulkan. Kali ini bukan sebagai modal, melainkan berupa keuntungan. Kerja keras memang modal utama sinta. Tapi ia tak pernah lupa berdoa agar usahanya bias selalu berjalan lancar.
Baru 3 tahun usahanya berjalan, ia sudah bias membuka lapangan pekerja bagi 13 karyawannya. Sebagian dari mereka adalah tetangganya sendiri. Sama seperti ia bekerja di pabrik keripik pisang dulu yang merupakan milik tetangganya. Sinta ingin mengembangkan kesejahteraan orang-orang di sekitarnya dan membantu mereka semampunya. Meski telah tumbuh menjadi seorang jutawan muda, sinta tidak berubah menjadi manusia yang sombong. Ia tetap tambil sebagai wanita rendah hati yang punya segudang mimpi untuk keluarganya tercinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar